Aku mau ngucapin selamat Hari Tahun Baru Islam 1440H. Wah gak kerasa kita memasuki sepertiga dari bulan muharram ya, disepertiga ini tepatnya tanggal 10 Muharram jatuh pada tanggal 20 September 2018. Terimakasih sudah menjadikan blog aku sebagai Blog Favoritmu
Bila berbicara masalah 10 Muharram pasti tidak jauh dengan namanya Puasa Asyuara. Puasa asyura itu sendiri puasa yang dilakukan pada bulan muhharam lebih tepatnya hari kesepuluh pada bulan muharram.
Aku teringat ketika melaksanakan puasa asyura ini, ketika di kampungku, para tetangga ku beramai – ramai memasak kuliner khas pada hari special yaitu bubur asyura. Bila berbicara bubur asyura ini memiliki aroma yang khas, buburnya berwarna kuning, rasanya gurih dan campuran sayur di dalamnya lebih satu jenis.
Sesuai tradisinya yang sering ada di kampungku, biasanya untuk bahan campurannya harus mencapai 41 jenis, bisa berupa sayur mayur ataupun kacang kacangan. Jika dalam perhitungan masih kurang dari 41 jenis maka harus ditambahkan dengan rumput atau lumut sekalian sehingga bisa mencapai 41 jenis sesuai tradisi yang berlaku di kampung. Untuk bumbu penyedap nya berupa garam dan penyedap rasa, tidak ada bumbu khusus ataupun resep turunan yang harus ada di dalam bubur ini.
Tradisi memasak bersama berlangsung tiap tahun, biasanya para Ummi ataupun emak-emak ngumpul di pagi hari, sambil menyiapakan bahan bahan yang ada memotong berabgai macam sayur mayur seperti kacang panjang, wortel, tempe, bawang merah hingga bawang putih, sedangkan para bapak menyiapkan kawah, dan api untuk memasak bubur nya, sekaligus juga para bapak mengulit daging ayam untuk di tabur di atas buburnya nanti.
Seperti aruh pada umumnya, mereka mengellar terpal untuk atap dan alas nya, membuat minuman untuk diminum dan memakan kue kering sebagai cemilan sambil menunggu waktu bubur tiba. Ada juga sebagian dari emak yang mendapat jatah untuk mengaduk adonan bubur, ada yang sebagai perasa pas atau tidak rasanya, ada juga para emak yang sibuk sambil cerita cerita ala emak, semua mereka kerjakan dengan semangat gotong royong.
Setelah bubur asyura yang sudah matang, dibacakan lah doa selamat biasanya para bapak yang berkumpul di terpal dan membaca doa bersama, atau bisa juga digelar baca doanya di mushola ataupun di langgar (bahasa banjarnya musholla, tetapi untuk ukuran lebih besar. Masih besar mesjid). Setelah selesai baca doa maka bisa di bagikan, pokoknya semua yang ada di kampung harus merasakan nikmatnya bubur asyura, alasan bikin bubur ini harus banyak, biar bisa dibagikan kesemuanya para warga yang ada dikampung.
Bubur yang sudah dibacakan doa selamat bisa di makan bersama di rumah masing masing. Bagi mereka yang sedang melaksanakan puasa asyura maka bubur ini menjadi hidangan wajib saat berbuka puasa nanti.
Bubur itu dimakan bersama di rumah masing-masing. Bagi mereka yang berpuasa Asyura, maka bubur ini akan menjadi hidangan wajib buka puasa mereka. Bagi mereka yang tidak puasa, bisa memakan langsung pada saat keadaan bubur masih panas karena nikmatnya itu loh.
Adapun sejarah singkat tentang bubur asyura yang sering kalian makan itu berawal pada masa Nabi Muhammad masih hidup, pernah terjadi perang Badar. Usai perang, jumlah prajurit Islam menjadi lebih banyak. Kala itu, ada seorang sahabat Nabi Muhammad memasak bubur. Namun dia tak mengira ternyata jumlah makanannya tak sebanding dengan jumlah prajurit yang harus diberi makan.
“Akhirnya, Rasulullah memerintahkan agar para sahabatnya mengumpulkan bahan makanan apa saja yang ada agar dicampurkan ke bubur itu supaya jumlahnya jadi banyak dan cukup untuk memakani para prajurit itu. Rasulullah yang mendistribusikannya ke para prajuritnya,” Pada 10 Muharram itu bertepatan pula dengan sebuah peristiwa penting dalam sejarah Islam, yaitu perang di Karbala di mana cucu Nabi Muhammad, Husain, terbunuh secara mengenaskan.
Tradisi membuat bubur asyura ini sudah lama berlangsung di kampung ku, tidak hanya dikampung ku tetapi hampir disetiap desa yang ada di Kalimantan Selatan. Biasanya paling sering ditemui didaerah pelosok atau daerah perkampungan tetapi bisa juga di dapatkan di kota kota ataupun di komplek yang kekeluargaanya sangat erat.
Semoga tradisi tradisi ini tetap ters dijalankan, selain memperingati sejarah asyura, bisa menambah kerakatan dan kerukunan hidup di masyarakat. Membentuk kesan peduli dan menanamkan hidup bergotong royong. Dimana di kampung kalian, apa masih ada tradisi memasak bubur asyura beramai ramai.
Tulisan ini dikut sertakan dalam Arisan Pena Blogger Banua. PBB ini merupakan salah satu Blogger Banjarmasin. Buat kamu yang mencari artikel gaya anak muda jaman now bisa kunjungi www.badangsanak.com sebuah Website Karya Anak Banua yang artikel disana t.o.p banget cocok lah sama kamu para kaula muda dan emak emak hihi
Share moment kamu saat hari asyura dong gaes. Jangan lupa koment dibawah yaa ??
Salam sugar, ❤
10 Komentar. Leave new
Aku ga pernah bisa makan bubur ini dan memang ga suka tapi liat orang bikin iru seru banget. Aku suka liat prosesnya.
Wahhh ternyata kalau kurang ditambahin rumput atau lumut ya nis. Aku kemaren makan bubur asyura juga hahhaha
Enak sih bubur ini, tapi aku biasanya kurang suka kalau sama kacang-kacangannya.
Biasanya tiap tahun pasti temakan bubur ini. Tahun ini tadi pas ibu2nya hauran, kepala ahuynya jua pas kada ingat. Sangka sidin kamis tuh tanggal 9, siang baru sadar. Jadinya gagal meolahan bubur asyuranya. Heee.. Belum rezeki.
Sepintas agak mirip bubur manado ya macam-macam isi. Kemaren aku dapat bubur asyura dari sekolah TK anakku, mereka bikin di sekolah bawa pulang hehe
Iya sama, aku juga kurang suka bagian kacangnya, tpi enak buburnya. Tergantung yg buat juga sih.
Walaupun ini tradisi tapi aku baru 1x seingatku (atau belum pernah?) makan bubur asyura. Hiks, jadi membayangkan rasanya aja. Btw aku baru tau asbabnya bubur asyura ternyata dari cerita Rasulullah… Coba aku nanti cari riwayatnya lebih detil lagi
Bikin bubur ini yg diinget banget adl semangat kerja sama antar emak2 ya. Ak jd inget pas join arisan dulu msg2 kasih job buat kepasar, ngiris ini itu sampai nyemplungin bareng. Tahun ini ak g ikutan. Cm nebeng makan tempat mertua. Hihi
Disini terlihat bgt ya nisa semangat kekeluargaan dan kbersamaannya dri bkin bubur sma. . Beda bgt sma msyarakat yg tinggal di kota hehe
Bdw aku g prnh coba bubur asyuraaa wkwkwk
aku dulu juga selalu menunggu pembagian bubur ini. sayang banget tahun ini nggak makan bubur asyura karena di tempatku nggak ada yang bikin
Bubur fav aku bgt nih Nisa ???